Klasifikasi
batuan
Batuan merupakan
semua bahan pembentuk kerak bumi dan merupakan kumpulan (agregat) mineral –
mineral yang terbentuk secara alami dan mempunyai sifat fisik dan kimiawi
tertentu.
Pengelompokkan batuan :
A.
Batuan Beku
Merupakan batuan yang
terbentuk sebagai hasil pembekuan magma, suatu masa larutan silikat cair liat,
pijar dan mudah bergerak (mobile).
Pengelompokkan batuan beku berdasarkan proses terjadinya :
- Batuan beku Vulkanik/ekstrusi : batuan beku yang proses pendinginan
magma berada di permukaan atau didekat permukaan bumi, sehingga proses
pembekuannya terjadi dengan relatif cepat dengan melepaskan kandungan
gasnya. Oleh karena itu sering memperlihatkan struktur aliran dan banyak
lubang gasnya (vesikuler), yang menyebabkan terbentuknya mineral penyusun berukuran
halus atau masif (< 1 mm). Contoh
: Basalt, Andesit, Dasit,
Obssidian, Riolit,Trakit, dll.
- Batuan beku Plutonik/intrusif : batuan beku yang proses pendinginan magma
berada pada kedalaman yang besar dan proses pembekuannya terjadi secara
perlahan sehingga memberi kesempatan untuk pengintian dan pembentukan
kristal secara sempurna yang dicirikan dengan mineral penyusun batuan
berukuran besar (> 1 mm). Contoh
: Gabro, Diorit, Granit,
Granodiorit, Dunit, Peridotit, dll.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan kimiawi :
- Batuan Beku Asam, bila batuan tersebut mengandung SiO2
lebih besar dari 66%, Contoh : Granit, Riolit, Dasit, Granodiorit,
dll.
- Batuan Beku Intermediet/Menengah, bila batuan beku mengandung 52% - 66%
SiO2, Contoh : Andesit, Diorit, Trakit, Syenit, dll.
- Batuan Beku Basa, bila batuan beku tersebut mengandung
45% - 52% SiO2, Contoh :
Gabro, Basalt, Diabas, Basanit,
dll.
- Batuan Beku Ultra Basa, bila batuan beku tersebut mengandung
kurang dari 45 % SiO2, Contoh
: Peridotit, Dunit, Serpentinit,
Piroksenit,dll.
A.
Batuan Sedimen
Merupakan batuan yang terbentuk sebagai hasil pembatuan (lithifikasi) dari endapan bahan – bahan
rombakan atau hasil kegiatan organisme atau hasil reaksi kimia tertentu.
Pengelompokkan Batuan Sedimen :
1.
Batuan sedimen klastik, adalah batuan sedimen yang terbentuk dari
pengendapn kembali rombakan atau pecahan batuan asal, baik yang berasal dari
batuan beku, batuan metamorfik/ubahan maupun batuan sedimen sendiri yang lebih
tua. Contoh : Batupasir, Batulempung, Breksi, Konglomerat, dll.
Fragmentasi batuan asal
tersebut dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi)maupun secara kimiawi
(dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan
pengendapan.
Setelahpengendapan berlangsung
sedimen mengalami diagenesa yakni proses perubahan – perubahan yang berlangsung
pada temperatur rendah didalam suatu sedimen, selama dan sesudah lithifikasi
ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras.
Proses diagenesa lain:
Kompaksi Sedimen, termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari
berat beban diatasnya, sehingga volume sedimen berkurang dan hubungan antar
butir yang satu dan lainnya menjadi rapat.
Sementasi, turunnya
material – material diruang antar butir sedimen dan secara kimiawi mengikat
butir – butir satu dengan yang lainnya.
Rekristalisasi, pengkristalan
kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari pelarutan metrial
sedimen selama diagenesa atau jauh sebelumnya.
Autigenesis, terbentuknya
mineral baru dilingkungan diagenetik, sehingga adanya mineral tersebut
merupakan partikel baru dalam suatu sedimen.
Metasomatisme, pergantian
mineral sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa pengurangan volume asal.
2.
Batuan sedimen non klastik, adalah batuan sedimen yang terbentuk dari
hasil reaksi kimia atau dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang
dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur –
unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan
replacement).Contoh : Rijang, Halite, Batugamping Terumbu, Gypsum,
Dolomit, dll.
Kalsifikasi Batuan Sedimen menurut R.P. Koesoemadinata :
- Golongan detritus kasar, golongan ini dapat dikenali melalui
butiran penyusun batuannya yang relatif berukuran kasar dengan diameter
≥1/16 mm dan umumnya dihasilkan oleh proses sedimentasi mekanis.
Contoh : Batupasir, Breksi,
Konglomerat, dll.
- Golongan detritus halus, golongan ini dapat dikenali melalui
butiran penyusun batuannya yang berukuran relatif halus (diameter
<1/16mm) sebagaihasil sedimentasi mekanis.
Contoh : lempung, lanau, serpih, napal (proses sedimentasi kimiawi)
- Golongan Karbonat, golongan ini tersusun oleh kelompok
mineral karbonat (kalsit, dolomit, aragonit)dan cangkang – cangkang
binatang karang (mollusca, foraminifera).
Contoh : batu gamping bioklastik
(sedimentasi mekanis), batu gamping terumbu (sedimentasi organis), batu gamping
dolomit (sedimentasi kimiawi)
- Golongan Evaporit, pada umumnya batuan ini terbentuk
dilingkungan danau yang tertutup dan untuk terjadinya batuan sedimen ini
harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Umumnya
bersifat monomineralik.
Contoh : gypsum, anhydrite, halite
- Golongan Sedimen Silika, proses terbentuknya batuan ini
merupakan gabungan dari proses organik dan kimiawi untuk menyempurnakan,
bersifat monomineralik dan tersusun dari mineral silika.
Contoh : Rijang, Radiolaria, Diatomea
- Golongan Batubara, batuan sedimen ini terbentuk karena
adanya akumulasi unsur – unsur organik yang kaya unsur C yaitu dari tumbuh
– tumbuhan, dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun
oleh suatu lapisan yang tebal diatasnya sehingga tidak memungkinkan untuk
terjadinya pelapukan. Termasuk jenis sedimen organoklastik.
Contoh : Gambut, Bituminous, Antrasit
B.
Batuan Metamorf
Merupakan batuan yang berasal
dari batuan asal (beku, sedimen ataupun metamorf sendiri) yang telah mengalami
perubahan mineralogi, tekstur maupun struktur yang terjadi pada fase pedat
sebagai tanggapan atas perbedaan suhu dan tekanan yang tidak sama dengan
kondisi sebelumnya. Metamorfisme adalah proses perubahan struktur dan
mineralogi batuan yang berlangsung pada fase padatan, sebagai tanggapan atas
kondisi suhu dan tekanan dari kondisi batuan tersebut sebelumnya.
Tipe metamorfisme berdasarkan penyebarannya :
1.
Metamorfisme Lokal, meliputi :
·
Metamorfisme Kontak : terjadi disekitar tubuh batuan beku
sebagai akibat pemancaran panas selama pendinginannya.
Contoh : Marmer, Kuarsit
·
Metamorfisme Dislokasi/Dinamik/Kataklastik
: terjadi pada daerah
yang mengalami dislokasi seperti disekitar sesar. Pergerakkan antar blok batuan
akibat sesar memungkinkan menghasilkan breksi sesar, dan batuan metamorfik
dinamik.
Contoh : proto milonit,milonit, dan
ultra milonit.
·
Metamorfisme Benturan : hujan meteor menghasilkan metamorfisme
pada batuan yang dibenturnya.
2.
Metamorfisme Regional, meliputi :
·
Metamorfisme Dinamothermal : terjadi pada kulit bumi bagian dalam,
faktor yang berpengaruhadalah temperatur dan tekanan yang sangat tinggi.
Contoh : slate, sekis mika,philit,
serpentinit
·
Metamorfisme Beban : metamorfisme ini tidak ada kaitannya
dengan orogenesa atau intrusi magma, terjadi pada daerah geosinklin (cekungan
sedimentasi yang terus menerus), batuan metamorf terjadi jika batuan terbebani
oleh sedimen yang tebal diatasnya sehingga lapisan sedimen bagian bawah akan
mengalami metamorfisme.
·
Metamorfisme Lantai Samudra : metamorfisme yang melibatkan perputaran
fluida panas sehingga akan menyebabkan terjadinya perubahan mineralogi batuan
sekitarnya yaitu penambahan unsur dalam batuan ubahan yang dibawa oleh larutan
panas tersebut yang dikenal metasomatisme.
Kalsifikasi batuan metamorf :
ü Calsic metamorphic rock : batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kalsik (kaya Al)
umumnya terdiri dari batu lempung dan serpih.
Contoh :batusabak(slate), phyllite
ü Quartz feldspathic rock : batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya unsur kuarsa dan
feldspar, batuan asalnya umumnya berasal dari batu pasir, batuan beku basa. Contoh : Gneiss
ü Calcareous metamorphic rock : batuan metamorf yang berasal dari batugamping dan
dolomit.
Contoh : marmer
ü Basic metamorphic rock : batuan metamorf yang berasal dari batuan beku basa, menengah, dan tufa atau
batuan sedimen yang bersifat napalan dengan kandungan unsur K,Al, Fe, Mg
ü Magnesia metamorphic rock : batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya unsur Mg.
Contoh : serpentinit, sekis, klorit
C.
Batuan Piroklastik
merupakan batuan vulkanik yang
bertekstur klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan
dengan letusan gunung berapi. Material penyusun tersebut terendapkan dan
terbatukan/terkonsolidasi sebelum mengalami transportasi oleh air dan es.
Contoh : breksi
piroklastik,Aglomerat, batu lapilli, tuff, dll.
No comments:
Post a Comment